Budaya Betawi

 BUDAYA BETAWI DAN JAKARTA SAAT INI

Tinggal di kota Jakarta adalah harapan semua orang yang ingin melakukan perubahan dalam hidupnya baik dari segi lingkungan sosial maupun ekonomi. Semua orang berlomba dan rela pergi dari kampung halamannya demi bisa menginjakkan kakinya di kota metropolis ini. Apa sih yang menarik dari kota Jakarta? Saya sendiri belum bisa mendeskripsikannya secara detil, namun sejak hijrah ke Jakarta beberapa tahun yang lalu, sedikitnya bisa memberikan saya pandangan tentang kota Jakarta ini.
Budaya betawi, adalah salah satu yang menjadi ciri khas terkuat di kota Jakarta. Ada keunikan dari budaya betawi yang pastinya akan selalu melekat pada setiap individu. Jika ada yang bertanya pada saya seperti apa budaya betawi itu? Saya akan menjawab: ondel-ondel, “Si Doel Anak Sekolahan”, tempat berkumpulnya para jagoan (*hihihi, yang terakhir saya sedikit ngarang). Eh tapi, bukankah legenda si Pitung cukup lekat dengan budaya betawi dan sebagai ikon jagoannya kota Jakarta?
Sepertinya, jika mempelajari budaya betawi tak akan ada habisnya bagi saya. Karena di dalamnya selalu memberikan keunikan dan sangat menarik. Logat bahasa yang diucapkan, tak jarang membuat saya tersenyum geli mendengarnya. Kebetulan saya memiliki art yang orang betawi asli. Mendengar kosa kata dan cara bicaranya, sangatlah menarik, seperti ada seni di dalamnya.
Budaya Betawi memang terkesan santai, tapi punya aturan. Ibaratnyanya, “Suka-suka aja dah Lo mau bagaimana, asal jangan seenaknya sendiri”, “Lo jual gue beli”, gitu kali ya.  Orang yang lahir dari keluarga betawi biasanya memiliki sisi agamis yang kuat. Hal ini akan semakin baik jika digabungkan dengan sisi pribadinya di dunia nyata dalam pekerjaannya. Yang dimaksud di sini adalah, untuk mempertahankan Jakarta dalam keanekaragaman budaya betawi, tentu haruslah orang yang sangat mengerti tentang budaya tersebut.
Siapa kira-kira tokoh yang asli betawi di jakarta ini?
Sepertinya banyak yaa, namun saat ini yang saya tau adalah Bapak berkumis itu dan Bapak yang memiliki perawakan kalem. Tentu sudah tau donk siapa yang saya maksud?.
Lahir di Jakarta asli, sangat senang mendalami dunia betawi melalui seni silat betawi, lalu menjadi Ketua Umum Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (Bamus Betawi) dan Ketua Dewan Penasehat Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi), menjadi ciri khas yang kuat dari sosok beliau. Pendidikan yang diterapkan oleh orangtuanya yang asli betawi, telah memberikan banyak pelajaran hidup terutama dalam mengenal sejarah kota Jakarta ini
Membaca biografinya beliau ini, setidaknya memberikan gambaran bahwa karakter Jakarta kemungkinan bisa terus dibenahi melalui tangan-tangan yang pas. Bukan, bukan maksudnya menolak orang lain untuk terlibat di dalamnya, lagian Jakarta kini sudah penuh dengan berbagai macam adat dan suku.  Jadi walaupun banyak orang luar jakarta yang menetap di sini, “Tenang, orang betawi masih ade”.  Pantas saja kalau Ketua Bidang Perempuan dan Sosial Agama Bamus Betawi, Idawara Suprida sangat mengharapkan Beliau bisa terus berkarya di Jakarta ini.
Tidak hanya sampai di situ, prestasi yang telah diusungnya sangat memberikan gambaran nyata berkaitan dengan sosok jagoan betawi. Mulai dari riawayat jabatannya, keterlibatannya dalam organisasi dan penghargaan dalam dunia militer , sungguh semua itu bukanlah pengalaman yang biasa dan patut menjadi inspirasi bagi masyarakat luas.
Jakarta saat ini tentu mengalami berbagai perubahan, dan ini harus terus dilakukan mengingat semakin bertambahnya penduduk dan sisi lingkungan sosialnya. Oleh karenanya, jakarta memang membutuhkan sosok pemimpin yang dekat dengan masyarakat, rendah hati, namun tetap tegas, dan punya nyali, sesuai dengan karakter budaya betawi alias sang tuan rumah di Kota Jakarta ini. Silakan saja kalau ada orang luar yang ingin membreikan kontribusi pada kota Jakarta ini, namun apakah dia benar-benar bisa mengenal Jakarta dalam waktu dekat? Pada akhirnya, masyarakat selalu terbentur dalam paradigma dan isu yang sedang marak. Hingga sekecil apapun harapan yang timbul dari sosok-sosok yang sudah ada, menjadi kabur dalam pandangan sekejap mata. Bijaklah dalam berpikir dan bertindak.

Author:

Facebook Comment