Budaya Pasar Malam Indonesia
Di hari kedua penyelenggaraan, tanggal
30 Maret 2012, Pasar Malam Indonesia (PMI) telah menerima kunjungan
dari para pelajar Sekolah Dasar Oranje Nassau School dan International
School of the Hague.
Sebanyak
150 pelajar Sekolah Dasar tampak antusias menghampiri stand-stand
pameran yang menampilkan berbagai macam hasil kerajinan daerah,
pakaian-pakaian batik, dan sejumlah pernak-pernik perhiasan
tradisional. Pelatihan gamelan jawa juga turut menjadi atraksi yang
menarik bagi para pelajar. Disamping penampilan seni budaya, Pasar
Malam tak lupa menawarkan pula masakan khas Indonesia. Rata-rata para
pelajar tersebut belum pernah mencoba masakan khas Indonesia yang
bercita rasa pedas.
Selain
hadirnya para pelajar, PMI di hari kedua juga menyelenggarakan forum
dialog umum bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika
yang bertemakan “Indonesia Baru dalam Perspektif Ekonomi dan Politik”.
Dialog tersebut menampilkan tiga pembicara, yaitu; Firmansyah (Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia), Malik Gizman (Dosen
Universitas Paramadina), dan Suprawoto (Staf Ahli Kementerian
Komunikasi dan Informatika). Dalam dialog umum tersebut dibahas
perkembangan terkini situasi politik, ekonomi, dan demokrasi di
Indonesia yang belakangan ini tengah menghangat dengan banyaknya
unjuk-rasa masyarakat Indonesia terhadap rencana pemerintah untuk
menaikkan harga bahan bakar minyak. Disampaikan oleh para pembicara
bahwa dinamika unjuk-rasa masyarakat Indonesia tersebut merupakan
bagian dari proses berdemokrasi di Indonesia yang telah bergerak menuju
“point of no-return” ke arah keterbukaan.
Di
malam hari kedua, Pasar Malam turut pula menampilkan pertunjukan dari
G-Pluck (Beatles Indonesia), Ello, Maria and Naomi ex-Mollucas, dan
ditutup dengan penampilan spektakuler Denada yang mengundang banyak
perhatian masyarakat lokal Belanda.